lundi 26 décembre 2011
Andai Saya Menjadi Angota DPD "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya"
lundi 5 décembre 2011
Tahun yang Prihatin
lundi 21 novembre 2011
Pandangan Saya Tentang Mereka
samedi 5 novembre 2011
Sans Titre
Tidak dalam arti yang luas,
Tidak untuk keterikatan
Tidak untuk kejenuhan
Tidak untuk tekanan
Tidak untuk paksaan
Tidak untuk kepura-puran
Tidak untuk menghilangkan kepercayaan
Dua bocah diatas dua roda.
Sejenak duduk dan membisu
Memulai sesuatu yang dirasa tabu
Untuk melihat apa yang dirasa.
Saya berjalan dijalan yang sama, semua terlihat sama dan tidak ada yang berubah dari dalam diri saya.
Ada apa dengan saya?
Rasanya semuanya telah berada dalam titik nadi yang siap untuk pecah.
Deringan handphone, suara bising kenalpot, suara kertas dibalut kain, inilah déjà-vu.
Satu pohon dengan banyak ranting, biru langit yang membaur dengan banyak warna sebagai latar langit.
Akan tetapi apakah kalian tahu bawah langit tak selamanya biru?
Le Texto
Ça fait long temps...
Dans la salle..
Il y avait le CD, le compo, et les textes.
C'est notre histoire...
C'est la bonneur...
jeudi 3 novembre 2011
Lebih Menjengkelkan daripada Bajaj.
Saya sudah berargumen namun ia tetap tidak mempercayainya, kecewa betul saya. Rasanya sangat jengkel apabila pekerjaan yang kita buat dengan buah pikir kita sendiri disepelekan atau bahkan diremehkan oleh orang lain.
lundi 31 octobre 2011
Hari ini saya kesiangan...
Hari ini saya lusuh
Burung pun tertawa melihat tingkah saya
Coba ku bangun dunia
Menggapai cita
Merangkai cerita
Hari ini saya kesingan
Hari ini saya berantakan
Masuk kelas pun terasa hambar
Karena mata ingin sekali terpejam
Hari ini saya kesiangan
Hari ini saya menjadi orang yang paling malang...
dimanche 25 septembre 2011
Berjalan namun terdiam
Ketika sang fajar datang dihari ini saya pun sudah memiliki seribu rencana kedepan, lalu ketika sebuah rencana dijalankan hasilnya hanya kekosongan belaka. Bodoh..dan dunggu. Yah, itulah saya...
Diruang ini saya merasa bisu, setengah mati barangkali, hati saya disini namun rasanya ingin cepat berlari, dan sekali saya bertanya, "untuk apa saya disini?"
mardi 20 septembre 2011
Sudah Budaya
dimanche 7 août 2011
Katalis 'Naik Turunnya Suatu Kehidupan'
Bisa dikatakan musik pada lagu ini sedikit berbeda dari yang sudah-sudah, sesuai dengan arti katalis sebenarnya, musik yang disajikan bertempo naik-turun disesuaikan dengan liriknya.
Buat saya sendiri, saya tidak pernah selama kemarin saat mengambil 'take vocal'. Mungkin saja memang saya sudah jarang bernyanyi atau apa.. Yang jelas saat menyanyikan lagu katalis, banyak nada saya yang bergetar. Dan mau tak mau harus di take berulang-ulang.
Tapi satu yang coba digambarkan oleh lagu tersebut adalah keadilan dari suatu kehidupan. Memang lebih idealis, tapi itulah yang coba di gambarkan pada lagu tersebut. Semoga semua yang mendengarkan lagu tersebut dapat meresapi makna dari lagu tersebut.
lundi 1 août 2011
Bienvenue Ramadhan
Tak terasa ini merupakan ramadhan ke empat yang saya jalankan selama berkuliah di Sastra Perancis Unpad... Dan itu juga menandakan saya memasuki tahun keempat (sebutannya bisa dibilang macan kampus) hahaha.. Saya juga berharap bisa lulus secepatnya dari Sastra Perancis, walaupun itu bukan perkara mudah tapi saya harus optimis bahwa tahun depan saya bisa lulus.
Yah..senang rasanya kembali merasakan suasana bulan ramadhan di Jatinangor. Tepat empat tahun lalu saya ingat betul bahwa pada bulan puasa merupakan bulan awal saya mengenal banyak teman-teman dari sastra perancis karen saat itu bertepatan dengan mabim 2008. Andi Ibnu, Sandy Yudha, dan alm.Geovanni Juventus (Jovan) merupakan rekan berbuka pada saat itu.. Karena memang kita semua belum saling mengenal satu sama lain di angkatan 2008. Saya juga ingat dahulu ada 'Trio' dari sastra perancis 2008 yaitu: Danu, Izul, dan Abi. Kalau bisa dibilang mereka bertiga merupakan pria yang menonjol pada saat itu. (Yah..apalagi semuanya masih lajang dan belum memiliki pasangan)
Mulai dari mencari dana di Dago, Kumpul di depan Gerbang Kampus *yang sekarang menjadi jalan satu arah. Sampai mengadakan acara bakti sosial dan bertemu dengan 'Pak RT' sosok fenomenal bagi saya dan Aii yang sampai saat ini saya tidak tahu siapa namanya.
Saat mencari dana waktu di Dago pun, tim dibagi menjadi dua. Yang saya ingat pada saat itu ada dua teman perempuan saya yang 'slek' perkara buka puasa dimana dan akhirnya kita dibagi dua tim. Apea mungkin bagi tim saya yang kebanyakan laki-laki. Kalau pun ada yang seperti perempuan mungkin cuma Ndit dan Irene saja, karena 'tampilan' Manda dan Ibon lebih cocok dimasukan kategori LAKI.
Saat itu memang tim saya kalah banyak dengan tim yang satunya, tetapi bukannya mencari dana, ujung-ujungnya kami malah menyumbangkan uang kami masing-masing kedalam kardus untuk mengamen. Yang saya ingat rekan di tim saya itu ada Sandy, Aii, Adiyat, Ibon, Manda, Fai, Irene, Gumi, dan Ndith. Kalau tim yang satunya jelas sangat kontras ada Rhia, Femi, Via, Edith, Abi, Oji, Izul, dan Danu. *kalau saya orang waras saya juga pasti lebih senang untuk menyumbangkan uang saya ke tim mereka.
Tapi itulah suatu proses, dimana sampai sekarang saya masih mempunyai teman-teman hebat seperti kalian semua dalam nuansa bulan ramadhan. Dan kalau ada yang menanyakan dimana si Apri? Jawabannya dia masih betah tinggal di Kostannya. *itu alibinya sampai detik ini.
samedi 30 juillet 2011
Dan Ternyata Kamu Pilihan Saya
Karena saya dan Apri, mahasiswa yang datang kedua terakhir sebelum Danu dan Sandy. Jadi lebih baik mengisi dulu perut yang kosong dengan hidangan yang telah disajikan oleh Mme.Wandan. (Padahal itu alibi saya saja yang telah lapar selama perjalanan dari Jatinangor ke Cilaki)
Satu persatu mahasiswa 2008 kelas A, mulai mengungkapkan keinginannya dalam memilih jurusan. Sekarang memang banyak dari angkatan 2008 yang masuk ke jurusan penerjemahan, sisanya masuk ke sastra dan linguistik.
Sekitar 3 Jam saya berada disana, yah..pokoknya sampai magriblah. Hal itu karena saya ingin mengetahui lebih mendalam tentang masing-masing jurusan dan tentunya tanpa banyak orang, sehingga saya bisa menuangkan apa yang ada didalam diri saya.
Lama saya berbicang dengan Mme.Wandan dan beberapa teman saya yang telat seperti, Ibon, Izul, Danu, dan Sandy. "Memang semua jurusan itu susah.. Dan kalau mau mudah yah gak usah kuliah." itu kata mme.wandan kepada kita.
Dengan semua petuah dan wejangan yang diberikan saya sudah bulat untuk memilih Sastra. Dan semoga apa yang saya pilih ini merupakan sesuatu yang tepat dan berguna dalam hidup saya.
Sastra Let's roll with Me!!!
samedi 23 juillet 2011
Terima Kasih Pak Raden
Acara ini diawali dengan pemutaran film Si Unyil yang dulu ditayangkan di TVRI. Cukup klasik memang, seolah saya kembali lagi menjadi anak-anak. Setelah penayangan film Si Unyil, akhirnya sosok Pak Raden muncul. Walaupun dengan kondisi yang tak segagah dahulu..Pak Raden tetap bersemangat mendongeng pada kesempatan tersebut.
Beliau mendongengkan salah satu karyanya yaitu : Si Kancil dan Raja Rimba. Meskipun ceritanya sederhana namun pesan yang disampaikan syarat akan nilai-nilai moral. Dan itulah yang saya rasa sudah mulai berkurang pada tontonan anak-anak di televisi.
Dan disela-sela acara Pak Raden mengajak semua anak-anak untuk bernyanyi 'Saya Pintar Karena Saya Suka Membaca'. Salah satu anak yang hadir pun berani bernyanyi di depan bersama Pak Raden yang diiringi oleh Kak Mondo dari Sore dan Kak Cholili dari Efek Rumah Kaca.
Benar-benar suatu pertunjukan yang langka untuk kita temui pada stasiun televisi di Indonesia. Yah..semoga saja semua Insan Pertelevisian bisa kembali membangkitkan kejaan 'Tayangan anak yang mendidik dan sesuai dengan usia mereka.'
lundi 27 juin 2011
Au Revoir, Mon Ami
Banyak kejadian jenaka saat duduk di kelas satu SMA. Mulai dari mengusuli guru, cerita-cerita kotor, sampai bercanda saat sholat jum'at. Imad yang berbadan gemuk sering disamakan dengan Mr.Irawan, guru dari BE *semacam lembaga bahasa inggris yang berkerjasama dengan sekolah saya.
Rekan saya itu memang pribadi yang sederhana dan jenaka. Lalu kemarin lusa saya mendapatkan kabar dari jejaring sosial tentang kepergian rekan saya itu.
Imad mengalami kecelakaan kerja, entah apa penyebabnya. Cuma satu hal yang pasti, jasadnya mungkin telah pergi namun sifat jenakanya selalu hidup di kepala saya.
Selamat jalan kawan, semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk mu.
mercredi 22 juin 2011
Heels Phobia di La fete de la musique
Saya dibantu oleh 3 teman saya sekaligus orang yang istimewa bagi Heels Phobia.. Rayhan dari Vickyvette, Indro dari Everlasting Saturnus, dan Dewee dari Tryangle. Sejujurnya saya merasa tidak enak kemereka semua, karena jumlah penonton yang memenuhi auditorium CCF Bandung, tidak terlalu banyak.
Dari 5 band sebelum kami, 3 diantaranya membatalkan tampil. Yah..mungkin karena waktu tampil mereka bukan pada rush-hour. Tetapi hal tersebut memberikan keuntungan bagi Heels Phobia, karena bisa tampil 10 menit lebih lama dari waktu yang diberikan oleh panitia CCF. Total kami tampil menjadi 35 menit. Hehehehe.
Mulai dari cek sound, hingga masuknya MC sudah menghabiskan sekitar 10 menit dan pertunjukan langung dibuka dengan membawakan lagu dari efek rumah kaca, di udara. Mungkin karena canggung atau tegang, Hedi tidak menyadari bahwa gitarnya agak sedikit fals. Setelah lagu pertama selesai, 'kefals-an' itu pun berhenti.
High and dry, berikutnya Paralisis menjadi lagu kami selanjutnya. Dan pada pertengahan lagu Paralisis saya baru melihat kedatangan teman-teman kampus saya seperti; Apri, Sandy, Ibon, Aii, dan Edho. Kemudian Riri baru datang pada lagu terakhir yaitu : Life in Technicolor II.
Tetapi saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah mendukung Heels Phobia hingga saat ini, kalian semua mungkin menjadi alasan untuk Heels Phobia, supaya selalu konsisten pada musik kami dan kembali melukiskan makna tiap kehidupan.
Terakhir untuk Rayhan, Indro dan Dewee. Kalian semua adalah idola bagi saya. Senang bisa tampil dan memainkan Paralisis bersama kalian semua. Banyak pelajaran yang dapat Heels Phobia ambil dari kalian. Merci beaucoup mes amis!
samedi 11 juin 2011
Ketika Tenggorokan Merdang
Semua obat sampai larutan penyegar rasanya sudah tidak mempan untuk saya. Semakin terasa menyiksa apalagi saat menelan makanan.
Semoga dalam masa penyembuan ini kondisi saya semakin membaik dan Heels Phobia bisa menampilkan penampilan yang baik pula.
lundi 6 juin 2011
Perang Di Kamar Mandi
Saya sendiri langsung merapihkan kamar, dan begitu saya menyalakan lampu kamar mandi. Saya mendengar suara yang aneh dan benar saja begitu saya buka pintu..ada sekumpulan kecoa yang lari kocar-kacir begitu saya membuka pintu.
Saat itu saya hanya berfikir biasa saja,karena memang saya sedang tidak menggunakan kaca mata. Saya langsung mengambil obat pembunuh serangga dan kaca mata saya. Dan begitu say semprot sekali saya melihat mereka justru malah makin nekat ingin keluar dari kamar mandi. Saya terus menyemprotnya sampe obat nyamuk yang ada setengah botol itu habis.
Saya langsung menutup pintu kamar mandi saya lalu menunggu sekitar setengah jam sampai saya sempat menumpang sholat di kamar Waris. Dan ketika saya kembali memang kecoa-kecoa tersebut sudah tewas, namun karena lantai kamar mandi saya yang cukup gelap ditambah penglihatan yang kurang tajam saya tidak memperhatikan sidut dikamar mandi kostan saya.
Saat itu saya langsung terkejut..ada puluhan atau bahkan ratusan bayi kecoa yang baru menetas dari telurnya. Mungkin kecoa yanh tadi menyerang saya ratunya atau bukan..yang jelas tanpa pikir panjang saya menyiram mereka semua dengan karbol. Hal itu dikarenakan obat serangganya telah habis..
Luar biasa perlawanan mereka, menyebar ke segala sisi dikamar mandi saya. Saya sempat bingung "kok bisa sebanyak itu..."
Saya kembali membiarkan mereka tewas secara perlahan. Termasuk dengan menuliskan cerita ini saya menunggi mereka semua tewas. Dan ternyata masih ada lagi sati kecoa besar dan dua kecoa sedang. Gila sekali.. Pikir saya, perasaan saya kamar mandi saya tidak sebegitu joroknya sehingga kecoa bisa bebas beranakpinak.
Akan tetapi setelah difikir-fikir mungkin karena faktor letak kamar saya yang dibawah sehingga para kecoa dengan mudah berkembang biak, mungkin juga sebagai pelarian dari saluran air. Bisa juga karena kampe kamar mandi saya habis,mereka bisa bebasnya beranak dikamar saya. Namun Waris memiliki premis sendiri, dia bilang "mungkin karena di kamar mandi loe lagi gak ada 'opak' mereka jadi dengan mudahnya beranak disana." anda setuju dengannya? Kalau saya merasa itu sepekulasi yang bodoh...
posted from Bloggeroid
vendredi 3 juin 2011
Sifu Arif
jeudi 2 juin 2011
Juni Dengan Sejuta Mimpi
Hal yang membuatnya berbeda adalah UAS. Tidak terasa semester yang menjenuhkan 5-6 akan berakhir.. Dan saya harus berjuang penuh pada nilai-nilai saya, karena penjurusan sudah menanti saya. Tidak hanya UAS, ujian Delf B1 sendiri ada dibulan juni. Semoga pada bulan ini segala urusan yang berhubungan dengan akademik saya berjalan dengan baik. *Amieen ya Allah.
Berbicara non-akademik pastinya saya sendiri sedang mempersiapkan dan mengatur tujuan hidup. Di Juni kali ini..saya juga kembali harus menunjukan performa terbaik dalam acara La Fete de La Musique yang diadakan di CCF Bandung.
Puncak Klimaks yang sangat manis nantinya untuk saya. Yah semoga semua berjalan dengan semestinya.. Baik itu akademik maupun non-akademik. Semoga resolusi di Juni ini terwujud.
Untuk pagi yang sunyi dan semua orang yang selalu menopang saya berjalan. -liki
mercredi 1 juin 2011
Selamat Hari Pancasila (Kalau Saya Jadi Presiden)
samedi 7 mai 2011
Selamat Ulang Tahun Riri
mercredi 4 mai 2011
Cuma Iseng
Jalan Terus
vendredi 15 avril 2011
Piano di Mancawarna
jeudi 31 mars 2011
Maret Kelabu
vendredi 25 mars 2011
100% Kembali Pada Kemauan
mardi 22 mars 2011
Without HIM, I'm NOTHING!
24 Hours isn't enough!
samedi 5 mars 2011
That's Simple... and Perfect!
samedi 26 février 2011
Aduh Kasep Na nih Akang!
jeudi 24 février 2011
Sudut Kota
Satuhari yang berharga adalah menikmati kebersamaan bersama teman-teman, menjelang KKN, Saya, Aii, Editha, dan Apri. Menghabiskan waktu berwisatakuliner, memang moment ini jarang terjadi karena, aktifitas dari kami memang luar biasa sibuknya.
Sebelumnya memang hanya saya, Apri, dan Edith yang berencana ke daerah Cikini dan sekitarnya dengan menggunakan Bajaj,apa lagi sensasi yang diberikan oleh bajaj benar-benar membuat pantat menjadi bergetar layaknya goyangan Mbak Inul Daratista.
Tetapi Gank BEP, seperti ada yang janggal… Akhirnya setelah dirayu layaknya Banci di Taman Lalu Lintas, saudara Aii bersedia menjelajah bersama kami untuk Wisata Kuliner. Terlebih mereka semua memang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda dan as usual sepanjang perjalanan Edith selalu menjadi korban untuk menjadi bahan cela’an dari kami bertiga dengan hidung ajaibnya, akibat hal tersebut lahirlah cikal-bakal nama panggilannya dari kami yaitu‘Idung’.
Suatu hari yang panjang, dari mulai mengunjungi pabrik roti klasik yang mengingatkan masa kecil saya. Dilanjutkan dengan mengunjungi Es-Krim Ragusa, dengan beranekaragam jajanan Jakarta. Sudah lama saya tidak mengunjungi tempat ini, telah banyak yang berubah termasuk harganya yang lumayan mencekik kantong mahasiswa. “And again Editha, she got a jetmen! She had to paid ten thousand rupiah for a SMALL KRUPUK!Desolée..” Sing Sabar yah Dith!
vendredi 18 février 2011
Jangan Bilang itu Pacar Aku!
Ibu Kota Kejam Bung!
jeudi 10 février 2011
Aku dan Secangkir Kopi
jeudi 6 janvier 2011
Ibu itu Sungguh Kuat
Saya, dan beberapa teman saya memutuskan untuk melepaskan kepenatan dengan berbelanja di pasar Gedebage, (Semacam pasar senin di Jakarta) namun, setelah sekian lama tidak mengunjungi pasar tersebut mungkin sekitar 1 tahun. Banyak yang berubah saat saya kembali mengunjunginya.
Sebagian pasar sudah pindah ke daerah proyek pasar baru, kalau bisa dibilang hal tersebut justru membuat harga sewa kios pedagang menjadi lebih mahal dari pasar sebelumnya. Entahlah apa yang membuat fenomena ini ada, yang saya fahami hal seperti ini memang sudah menjadi sisi lain dari peremajaan pasar-pasar tradisional di daerah-daerah di Republik ini.
Siang itu langit cukup bersahabat dengan kami, saat turun dari angkot yang saya lihat hanyalah beberapa puing-puing lapak yang telah dirobohkan, beberapa pedagang yang sibuk dengan aktifitas mereka dengan barang dagangannya, sisanya hanya bertahan pada lapak mereka. Siang itu sejujurnya saya tidak terlalu bergairah untuk mencari barang yang saya mau namun, seorang teman saya Adry sibuk mencari barang dari satu toko ke toko lain.
Sampai pada sebuah toko yang menjual berbagai celana panjang dan pedek, akhirnya kami berhenti pada toko tersebut. Cukup lama dan alot harga yang ditawarkan pedagang tersebut, awalnya Apri menawar sebuah celana panjang namun harga yang diberikan cukup mencekik harga menurut saya untuk ukuran celana bekas. Tawar menawar pun terjadi, "Berapa a?" tanya Apri sembari memegang celana yang ia minat. "Itu? 90 aja bang!" Jawab si pedagang dengan logat Padang yang tidak dapat ditutupi. "Kalo yang itu?" Apri menunjuk celana yang di gantung. "Itu beda-beda a, khan beda bahan juga." Tanpa banyak omong si Apri keluar toko itu dan berkata kepada Saya dan Ibon yang menunggu diluar toko sambil melihat barang dagangan di depan toko, "Gila, buka harganya segitu? Mau nawar berapa gue?" tandas si Apri. "Yaudah, cari aja lagi ditempat lain." ajak saya namun, ketika kami akan kembali melancong, Adri ternyata sedang bernegosiasi dengan pedagang di toko tersebut demi kesepakata harga. Mungkin karena sama-sama berdarah Minang. Alhasil, Ia mendapatkan celana pendek setelah proses tawar menawar.
Setelah itu perjalanan menelusuri toko-toko di pasar baru itu pun kami lanjutkan dan hanya menuai hasil 'kosong' karena harga yang ditawarkan pun setara dengan barang baru. Sebelum kami meninggalkan proyek pasar baru tersebut, ternyata Adri kembali mendapatkan barang. Yah, tentunya dengan harga yang menurut saya masih agak mahal untuk ukuran barang bekas.
Penantian panjang akhirnya mendapatkan pencerahan pada lapak lama di sekitar pasar. Ternyata kami menemukan beberapa barang bagus dengan harga yang sepantasnya.Menurut saya mungkin itu kepuasan tersendiri dalam berbelanja dan ketika kami kembali ke Jatinangor, di dalam angkot kami menjumpai seorang Ibu yang menggendong anaknya yang dibalut oleh perban.
Dalam hati saya bertanya-tanya, "Apa yang terjadi pada anak itu?". Akhirnya sang ibu meminta salah satu penumpang disebelahnya yang kebetulan seorang ibu yang cukup tua, untuk mengizinkan meluruskan kaki anaknya di atas paha si ibu tua tersebut. Lalu percakapan dibuka oleh ibu tua tersebut, "Anaknya kenapa bu?" Ibu dari si Anak menjawab, "Habis terapi bu..." lalu ibu tua itu kembali bertanya, "loh, memangnya sakit apa?" dengan nada yang cukup merendah "Ada masalah di syaraf otaknya bu.. dia habis kecelakaan saat naik motor 1 bulan yang lalu... ayah dan kakaknya gak ketolong, cuma dia aja yang selamat..." Saya melihat ekspresi orang-orang dalam angkot tersebut berubah mungkin merasa iba pada ibu tersebut bahkan, Apri yang duduk disebelah saya terlihat menundukan kepalanya.
Iba dan sangat sedih saya melihat keadaan mereka berdua, mungkin bukan hanya saya yang merasakan hal tersebut tetapi juga para penumpang yang ada di dalam angkot tersebut. Ditambah lagi sang ibu menceritakan bahwa tragedi itu merupakan Peristiwa Tabrak Lari.
Entah apa yang difikirkan sang pelaku tabrak lari itu, apabila ia berada di posisi ibu tersebut. Sungguh suatu tindakan yang sangat pengecut untuk seorang manusia yang memiliki akal dan nurani. Dan pada hari itu saya melihat suatu perjuangan dari seorang ibu yang sangat tegar dan kuat menghadapi keadaan yang sedemikian rupa...