dimanche 5 février 2012

Étape

Sebuah titik yang dimulai dari kertas kosong.
Kemudian titik-titik tersebut bersatu, satu sama lain untuk membuat sebuah garis dan bentuk.
Ini adalah awal bagi saya, disatu sisi mungkin ada yang tidak menyukainya.

Tetapi kembali lagi, saya tidak akan membiarkan titik-titik tersebut terhapuskan oleh sebuah garis tegak.

Saya percaya ini merupakan gulungan kertas yang akan membentang untuk menjawab semua keraguan.

Siap atau tidak, titik yang menjadi bentuk ini akan mengabrasi garis tegak tersebut.

Selamat... Selamat... Selamat...

Totalitas Tanpa Batas

Pada suatu kesempatan, saya bertemu dengan seorang teman lama di sebuah toko sepatu di Jakarta. Karena asiknya melihat-lihat barang saya tidak menyadari keberadaannya. Kalau saja dia tidak menepuk punggung saya, saya mungkin tidak akan mengenalinya.

Bang Boy saya memanggilnya, jujur sampe sekarang pun saya tidak tahu nama aslinya siap. Dia merupakan orang yang memiliki cita-cita menjadi sutradara profesional.

Saya ingat betul, saat latihan teater bersamanya saya kurang memahami metode apa yang ia gunakan, yang jelas buat saya itu aneh. Terlebih dia sangat 'perfeksionis'. Sampe saya lulus dari SMA dan menjadi 'dedengkot' anggota teater di SMA.

Singkat cerita saya dan dia merupakan pribada yang bertolak belakang, apalagi saya diberikan peran sebagai mayat pada pementasan pertama saya itu. Bisa dibayangkan seperti apa rasanya, kesal, malu, dan tidak sudi pasti ada. Dengan sedikit kesal dan tidak ikhlas saya menjalani peran tersebut.

Untuk pertama kalinya saya menyadari arti dari sebuah peran itu seperti apa, tak peduli peran itu hanya sebagai latar, cameo atau sebagainya. Disitu, saya pun diperkenalkan oleh dunia seni peran yang benar-benar mendalam, prosesnya memang tidak mudah malah saya fikir saya hampir gila.

Akan tetapi saat penampilan saya merasakan dampak yang luar biasa. 'Kepuasan dalam bermain peran'. Percaya atau tidak dari suatu peran itu saya sekarang tidak begitu canggung dan malah menyukai dunia teater dan drama.

Sekilas mengenang masa lalu saya, bang boy pun menanyakan kabar saya, begitu pula saya yang menanyakan kabarnya. Bang Boy memang tetap melatih teater SMA dan beberapa kelompok teater kampus. Beliau pun banyak menanyakan karier saya dalam dunia teater dan drama. Sampai dia berkata, "Kalau kita sudah suka pada suatu bidang pekerjaan dijalani seperti apapun pasti bakal menikmati, begitu pula saya yang terus mengajarkan teater."

Sungguh pernyataan yang meyakinkan saya bahwa dia memang seorang seniman yang total dalam kariernya. Terima kasih Bang Boy, saya pribadi mendapatkan banyak pelajaran dari Abang.