lundi 25 février 2013

Saya Kalah Lomba Cerdas Cermat, Sodara-Sodari!


"Banyak orang tua merasa lebih tahu ketimbang anak muda?" Yah, itu yang akan saya ceritakan kali ini.
Dari foto yang saya coba narasikan ini kalian mungkin akan tertawa terbahak-bahak, maka tertawalah, berarti kalian itu normal dan hanya saya yang memang merasa sok tahu.

Malu untuk diri sendiri pastinya, ini sebenarnya pertanyaan cukup berat bagi seorang mahasiswa. Sudah 2 tahun setiap ada mahasiswa baru yang sedang di ospek, selalu saya kerjai dengan membuat pertanyaan sederhana, seperti "Siapa pahlawan dari kota asal kamu?", ini juga sebenarnya hanya guyonan antara saya, dan beberapa teman serta senior yang usil seperti si Panji. Semenjak itu kami bahkan sempat berpikir akan membuat UKM cerdas cermat di kampus, yang bertujuan mencerdaskan bangsa Indonesia ke depan. (Aneh? Biarin aja deh!).

Lucunya trik busuk dari (senior) macam saya ini, jika dia tidak tahu jawabannya, kita akan kerjai, tetapi jika dia tahu dan jawabannya, ada dua opsi kelanjutannya, pertama "Kalau memang kita tahu jawabannya, kita akan korek hal lainnya yang akan membuat si korban bingung.", kedua, ini dia bulusnya, "Kita (senior) akan menggap benar dan cukup bilang, yak, selanjutnya." *kelakuan antara bodoh dan gengsi memang setipis sutra. Ha-ha.

Nah, inilah pengakuan dosa saya, ketika di sela-sela mengisi acara yang rela diisi oleh orang macam saya ini (yang ketawa jangan dilanjutin baca). Yah, singkatnya band hura-hura ini akan ada jeda kuis, segaligus ajang promosi. "Bagi-bagi kaos, Yeeeeaaaaa!!" Semua penonton bersorak, kadang saya berpikir ini band ramenya cuma pas bagi-bagi kaos doang.

Oke, kembali pada benang merah, akal bulus pertanyaan sulit ini pun saya lontarkan dengan syarat, "Siapa yang tahu nama pahlawan dari Bekasi?" (kebetulan saya sedang berada di kota yang bersangkutan). 10 detik pertama dapat saya lihat penonton yang mayoritas siswa SMP ini hanya bisa terdiam, sampai salah satu dari mereka mengacungkan jari dan berteriak, "Aku! Aku!", dari atas panggung saya pun langsung merasa tertantang sambil menunjuknya, "Yak, itu tuh yang cewek naik dong ke sini!", setelah diintrogasi oleh saya seperti nama dan kelas berapa, pada awalnya gadis ini sepertinya agak malu-malu kucing dengan pipi yang merona (Lah, ini apa sih? kenapa bahasanya jadi kayak setensilan!)

Yasudah, biar tidak ambigu maka saya ganti dengan kata Adik yah, bukan gadis. Supaya kalian tidak salah kaprah nantinya. Lanjut kepada pertanyaan saya yang menyangkut kuis cerdas cermat itu, "Yah, coba kamu (sebut namanya, tapi sekarang lupa) siapa nama pahlawan dari Bekasi?", dengan lantang kali ini dia menjawab, "K.H. Noer Ali kak!", dalam suasana percaya, tidak percaya, dalam hitungan nol koma per sekian detik dalam kepala saya berpikir begini, "Apa iya begitu? Emang sih gue tahu nama itu, tapi yang gue inget itu nama jalan di Kalimalang?!" Dan jauh lagi saya berpikir, "Coba loe pikir lik, Kalimalang 'kan panjang dan nama K.H. Noer Ali itu pasti bukan sekedar nama Pak Haji yang punya tanah banyak, yang nantinya sama orang sekitar disebut Gang H.Fulan, dan lain sebagainya. Ini Kalimalang Man, jalan ternama antara Bekasi-Jakarta Timur."

Dalam keadaan yang begitu sulit untuk 'mengelak' maka bibir ini hanya bisa berkata, "Yak, selamat! Kamu mendapatkan baju dari Heels Phobia! Tepuk tangan ye!" Kendati, terdengar cerita dibalik 'keaseman' hati. Sampai detik ini, saya juga tahu kalau teman-teman saya di band, atau si Apri dan Waris yang hari itu juga ada, pasti tidak tahu jawabannya.

Setelah kejadian itu saya langsung mencari tahu siapa K.H. Noer Ali itu, yang memang benar seorang pahlawan dari Bekasi. "Dalam perasaan malu dan bodoh yang luar binasa ini, untuk mu (yang saya masih lupa namanya, pokoknya yang sebentar lagi ujian nasional) Selamat sudah menyadarkan saya dari prilaku bodoh tersebut, sekaligus menyadarkan saya bahwa tidak ada salahnya bertanya/belajar pada anak muda. (saya juga masih muda kok!) he-he. Yah, selamat untuk kamu!"

Semoga yang belum tertidur bisa mimpi buruk setelah membaca postingan ini, selain itu kejadian ini juga menyakinkan saya untuk memantapkan hati untuk membentuk UKM Cerdas Cermat. Hahaha...

jeudi 21 février 2013

Sebuah Pertanyaan Jauh di Depan?

"21 Februari di tahun yang sudah pernah saya lewati. Banyak hal yang rasanya sayang untuk kita lupakan. Memasuki tahun keempat di konsentrasi ilmuku ini, semakin aku tahu bahwa banyak hal yang masih perlu ku pelajari lebih banyak."

Yah, itu mungkin satu pemikiran yang ada di kepala saya, pada saat tadi buang air di kamar mandi, agak jijik mungkin, tapi tak apalah, aku kan manusia biasa dan tidak suka melebih-lebih kan hal yang kurasa itu nikmat. Yup, kembali lagi pada apa yang kurasakan saat ini, bisa dibilang inilah masa transisi dari sebuah kehidupan yang telah saya jalani. *sejatinya saya lebih suka pake saya, dari pada aku. Kalo pake aku kesannya terlalu dekat, padahal kamu yang baca juga belum tentu dekat dengan saya. (Abaikan bagian ini).

Yah, kembali lagi di blog yang nista dan sepi pembaca ini. Maaf sebelumnya jika saya tidak rutin lagi menulis di sini, habis sering diracuni kawan saya, si Apri untuk pindah ke Tumblr. (Yang sampai ini hanya saya pakai untuk hal-hal yang lebih sederhana saja isinya). Kembali lagi pada rutinitas saya akhir-akhir ini yang berkencan dengan Tugas Akhir, dengan buku yang berhubungan dengan budaya Tibet. Bukunya sih tidak terlalu tebal, sekitar 200an halaman. Namun, menariknya buku ini sangat kaya dalam hal humaniora.

Ada orang yang bilang, "orang pintar akan kalah dengan orang beruntung", nah, ini mungkin cocok dialami oleh saya. Bicara soal kampus nama saya mungkin cukup 'dikenal' tapi entah apanya, yang jelas bukan dikenal karena akademiknya yang cemerlang. Dan beruntungnya orang yang satu ini, karena ada dosen yang mau membimbing. (Padahal dulu banyak teman atau senior saya, yang bergurau kalau ada dosen yang mau membimbing Liki, pasti harus lempar dadu dulu, yang paling kecil dialah yang akan bimbing saya). Bahkan ada yang bertanya "SALIKI itu pintar gak sih?" Alamak...dari situ kalian mungkin bisa melihat adanya relevansi bahwa, saya memang tidak dikenal karena prestasi akademik yang gemilang. Ha-ha (aneh, malah ketawa yah? Yah, biarin aja 'kan yang ditertawakan diri sendiri)

Yah, namun dibalik itu semua saya juga tidak ingin mengecewakan para orang yang memberikan kredit kepada saya, banyak, cuma nantilah akan saya sebutkan satu-persatu, kalau ada waktu tentunya. Memandang jauh ke depan memang banyak rencana yang harus dipersiapkan, namun dalam detik ini saya memang harus berpacaran dan mencintai skripsi saya itu dengan sepenuh hati. Oia, mungkin juga dari penulisan skripsi ini saya juga berpikir akan membuat komik opini. Yah semoga saja dapat terealisasikan, tapi mungkin bisa saja, habis ide saya ini juga ditolak mentah-mentah oleh penerbit maupun media visual. Jadi biar saja saya terbitkan di sini sembari mengerjakan skripsi.

Kalian yang membaca setuju gak? Masih mau kan melihat blog sesat ini? Yah...semoga yah!

jeudi 14 février 2013

Perempuan


Ini bukan hal yang seharusnya layak untuk ku ungkapkan
"Apa kabar kamu?"
Lama rasanya hal itu tidak pernah kudengar
Hampir setengah dekade lebih cerita ini dimulai
Pesan konyol yang harus ditepati dari seorang laki-laki yang sangat menyangimu
Sampai sekarang mungkin banyak yang mengira ia itu bodoh,
Bahkan lebih bodoh dari seekor keledai.
Kehidupan itu tidak pernah sama, itu pasti.
Namun biarlah aku yang mencari persamaan antara kamu dan aku.

- dari perempuan