She was the only person, I ever really looked up to…
She taught me…
A whole new way of thinking, a whole new way of looking for life.
She’s the reason I became…
THE MAN I AM TODAY.
So It’s not that I can’t forget her!
I DON’T WANT FORGET HER!
Itu menjadi kata-kata yang selalu di ingat Flik setelah kepergian
Pertemuan pertamanya dimulai saat mata busur yang meruncing untuk menembak dinding pertahanan yang tinggi, Flik bagaikan seorang yang baru menerima busur itu sebagai alat yang tidak tahu untuk diapakan?. Sampai akhirnya bertemu dengan
Kesederhanaan dari Odessalah yang membuat Flik mengamatinya hari demi hari. Dengan perjuangan yang dalam akhirnya Flik menggapainya, lama sudah mereka bersama memadu cerita semuanya seperti hal yang sangat indah, ¾ putaran matahari mereka bersama, namun, semuanya berubah karena akhirnya Flik jatuh ketumpukkan busur yang enggan menyatu dengannya.
Flikpun pergi untuk meninggalkan tumpukkan itu dan
Flik menyadari apa yang sebenarnya terjadi dalam dirinya, mungkin memang tidak bisa dipakasakan seperti apa yang disana, berjalanlah apa yang seharusnya berjalan…samapi akhirnya ia angina utara memecahkan mereka.
Dalam pencariannya yang panjang Odessa telah memberikan apa yang seharunya Flik lakukan, walau Flik selalu mengeluh dengan apa yang terjadi, namun Odessa selalu perhatian agar Flik memperhatikan apa yang terjadi dalam hidupnya, selalu begitu komentar yang Odessa ingatkan, Flik selalu ingat apapun yang lelah terjadi…
Sampai sebuah sisa busur
Walaupun ia tidak bisa menerka-nerka akhirnya.
Kebaikan hati Odessa memang tidak pernah mati, namun kebaikannya seolah tergantikan dengan busru Odessa yang memang berlainan arah, dengan jalur yang ada Flik menjalani apa yang seharusnya ia jalani, dan ia berusa menepati amanat terakhir Odesssa untuk selalu menjaga dan mendampingi Odessa sekarang.
Menjadi hal yang wajar untuknya dengan melakukan semua itu,
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire