lundi 27 juin 2011

Au Revoir, Mon Ami

Dalam waktu yang cukup berdekatan, saya kembali kehilangan teman SMA saya. Alm.Imad merupakan teman yang cukup ceria, himoris, dan usil. Saya memang sekelas dengannya saat duduk di kelas 1 SMA. Dia selalu duduk di kursi belakang bersama dengan temannya yang berpostur mungil, Fahri Abdullah atau biasa yang disebut Cebonk.

Banyak kejadian jenaka saat duduk di kelas satu SMA. Mulai dari mengusuli guru, cerita-cerita kotor, sampai bercanda saat sholat jum'at. Imad yang berbadan gemuk sering disamakan dengan Mr.Irawan, guru dari BE *semacam lembaga bahasa inggris yang berkerjasama dengan sekolah saya.

Rekan saya itu memang pribadi yang sederhana dan jenaka. Lalu kemarin lusa saya mendapatkan kabar dari jejaring sosial tentang kepergian rekan saya itu.

Imad mengalami kecelakaan kerja, entah apa penyebabnya. Cuma satu hal yang pasti, jasadnya mungkin telah pergi namun sifat jenakanya selalu hidup di kepala saya.

Selamat jalan kawan, semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk mu.

mercredi 22 juin 2011

Heels Phobia di La fete de la musique

Selasa, 21 Juni 2011 merupakan hari yang sangat berkesan untuk saya, saya merasa sedang asiknya bermimpi dan merealisasikannya menjadi kenyataan. Meskipun tanpa adanya Pogi dan Nanda, tetapi penampilan pada siang itu cukup keren untuk saya.

Saya dibantu oleh 3 teman saya sekaligus orang yang istimewa bagi Heels Phobia.. Rayhan dari Vickyvette, Indro dari Everlasting Saturnus, dan Dewee dari Tryangle. Sejujurnya saya merasa tidak enak kemereka semua, karena jumlah penonton yang memenuhi auditorium CCF Bandung, tidak terlalu banyak.

Dari 5 band sebelum kami, 3 diantaranya membatalkan tampil. Yah..mungkin karena waktu tampil mereka bukan pada rush-hour. Tetapi hal tersebut memberikan keuntungan bagi Heels Phobia, karena bisa tampil 10 menit lebih lama dari waktu yang diberikan oleh panitia CCF. Total kami tampil menjadi 35 menit. Hehehehe.

Mulai dari cek sound, hingga masuknya MC sudah menghabiskan sekitar 10 menit dan pertunjukan langung dibuka dengan membawakan lagu dari efek rumah kaca, di udara. Mungkin karena canggung atau tegang, Hedi tidak menyadari bahwa gitarnya agak sedikit fals. Setelah lagu pertama selesai, 'kefals-an' itu pun berhenti.

High and dry, berikutnya Paralisis menjadi lagu kami selanjutnya. Dan pada pertengahan lagu Paralisis saya baru melihat kedatangan teman-teman kampus saya seperti; Apri, Sandy, Ibon, Aii, dan Edho. Kemudian Riri baru datang pada lagu terakhir yaitu : Life in Technicolor II.

Tetapi saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah mendukung Heels Phobia hingga saat ini, kalian semua mungkin menjadi alasan untuk Heels Phobia, supaya selalu konsisten pada musik kami dan kembali melukiskan makna tiap kehidupan.

Terakhir untuk Rayhan, Indro dan Dewee. Kalian semua adalah idola bagi saya. Senang bisa tampil dan memainkan Paralisis bersama kalian semua. Banyak pelajaran yang dapat Heels Phobia ambil dari kalian. Merci beaucoup mes amis!

Ini gambar yang paling saya sukai

TIGA TEMAN YANG MEMBANTU HEELS PHOBIA

Dwiki Hardika

Rayhan Sudrajat

Indra Trisatya Putra

MERCI BEAUCOUP TOUT LE MONDE!

samedi 11 juin 2011

Ketika Tenggorokan Merdang

H-10 sebelum menuju pementasan di CCF saya mengalami penyakit yang menyiksa untuk seorang penyanyi. Yaitu radang tenggorokan, terdengar 'lebay' memang namun, radang ini sudah mencapai hari ke lima.

Semua obat sampai larutan penyegar rasanya sudah tidak mempan untuk saya. Semakin terasa menyiksa apalagi saat menelan makanan.

Semoga dalam masa penyembuan ini kondisi saya semakin membaik dan Heels Phobia bisa menampilkan penampilan yang baik pula.

lundi 6 juin 2011

Perang Di Kamar Mandi

Tadi sore menjelang magrib. Saya baru saja sampai di kostan sehabis dari ibu kota. Seperti biasa, suasana Jatinangor kembali menjadi wilayah pelajar, apalagi besoknya ada Ujian Akhir Semester.

Saya sendiri langsung merapihkan kamar, dan begitu saya menyalakan lampu kamar mandi. Saya mendengar suara yang aneh dan benar saja begitu saya buka pintu..ada sekumpulan kecoa yang lari kocar-kacir begitu saya membuka pintu.

Saat itu saya hanya berfikir biasa saja,karena memang saya sedang tidak menggunakan kaca mata. Saya langsung mengambil obat pembunuh serangga dan kaca mata saya. Dan begitu say semprot sekali saya melihat mereka justru malah makin nekat ingin keluar dari kamar mandi. Saya terus menyemprotnya sampe obat nyamuk yang ada setengah botol itu habis.

Saya langsung menutup pintu kamar mandi saya lalu menunggu sekitar setengah jam sampai saya sempat menumpang sholat di kamar Waris. Dan ketika saya kembali memang kecoa-kecoa tersebut sudah tewas, namun karena lantai kamar mandi saya yang cukup gelap ditambah penglihatan yang kurang tajam saya tidak memperhatikan sidut dikamar mandi kostan saya.

Saat itu saya langsung terkejut..ada puluhan atau bahkan ratusan bayi kecoa yang baru menetas dari telurnya. Mungkin kecoa yanh tadi menyerang saya ratunya atau bukan..yang jelas tanpa pikir panjang saya menyiram mereka semua dengan karbol. Hal itu dikarenakan obat serangganya telah habis..

Luar biasa perlawanan mereka, menyebar ke segala sisi dikamar mandi saya. Saya sempat bingung "kok bisa sebanyak itu..."

Saya kembali membiarkan mereka tewas secara perlahan. Termasuk dengan menuliskan cerita ini saya menunggi mereka semua tewas. Dan ternyata masih ada lagi sati kecoa besar dan dua kecoa sedang. Gila sekali.. Pikir saya, perasaan saya kamar mandi saya tidak sebegitu joroknya sehingga kecoa bisa bebas beranakpinak.

Akan tetapi setelah difikir-fikir mungkin karena faktor letak kamar saya yang dibawah sehingga para kecoa dengan mudah berkembang biak, mungkin juga sebagai pelarian dari saluran air. Bisa juga karena kampe kamar mandi saya habis,mereka bisa bebasnya beranak dikamar saya. Namun Waris memiliki premis sendiri, dia bilang "mungkin karena di kamar mandi loe lagi gak ada 'opak' mereka jadi dengan mudahnya beranak disana." anda setuju dengannya? Kalau saya merasa itu sepekulasi yang bodoh...

posted from Bloggeroid

vendredi 3 juin 2011

Sifu Arif

Suatu kebanggaan untuk saya mengenal orang ini, mengapa tidak? buat saya dia merupakan orang yang jelas melihat hidup, walaupun banyak kata-katanya yang absurd untuk ditela'ah lebih mendalam. Sewaktu semester satu kuliah di sastra perancis saya pernah mendapatkan hukuman dari dosen saya Pak Iwan Krisnanto intinya saya susah membedakan kata kerja Raconter dengan Rencontrer sampai-sampai saya disuruh keluar kelas oleh Monsieur Iwan untuk membedakan kata kerja tersebut.

Saya fikir itu memang hari sial buat saya, lalu saya berfikir untuk bertanya pada sifu saya itu dengan bantuan sms yang bunyinya "Rif, tulisan verba bertemu itu Raconter atau Rencontrer?" tidak ada beberapa menit, dia membalasnya dengan gayanya "Owh...Rencontrer lik.. tapi inget, kalo verba itu mah gak perlu pake avec lagi karena itu COD..bla..bla.." Dalam hati memang jawaban yang diberikan itu lebih dari puas, akan tetapi kalo penjabaran panjang seperti itu nampaknya kurang tepat untuk posisi saya saat itu.

Begitu saya kembali ke kelas, saya harus menunggu karena Dizza sedang dimarahi oleh Monsieur Iwan, sampai ia di tes oleh Monsieur Iwan. Saya sempat berfikir "Dizza aja yang pinter gitu dimarahin apa lagi gue? Matii gue!" Dan benar saja Monsieur Iwan makin menjadi-jadi ke Dizza, dengan memberikan ujian "Dizza, silakan hafalkan 100 kata kerja setiap hari?" dengan wajah yang memelas Dizza hanya mengangukkan kepalanya. Kelas pun menjadi sunyi... Pada endingnya Monsieur Iwan berkata lagi, "Oke, Itu kado dari saya!" *Seisi kelas pun tertawa, dan bodohnya mereka bukan menertawakan Dizza, tetapi saya yang telah memasang muka pucat. Dan begitu ditanya lagi "Gimana verbanya saliki?" Apa yang tadi saya ingat yah lupa...

Mungkin ini faktor sms si Arif yang panjang mengirimkan sms ke saya. Entah mengapa, rasanya takdir memilih kita menjadi muridnya, bisa dilihat setiap murid dan gurunya wataknya tidak jauh berbeda. Arif yang mengajar Saya, Ai, Apri, Danu, Abi, dan Izul. Bisa dibilang metode belajarnya pun berbeda, karena kita lebih banyak sharing dan saling mencela satu sama lain. Hehehehe... Apa lagi mengenai obrolan wanita yang memiliki dada besar, bisa panjang pembicaraan kita.

Slow but sure, mungkin itulah gambaran seorang Arif. Sampai menjelang kelulusannya pun masih ada saja kelakuan kakek tua nakal itu. Tetapi satu yang bertanya-tanya mengapa nama Dinda menjadi murid pertama yang disebutkannya dalam lembar Skripsi. Memang bisa saja orang itu.

Selepas kelulusannya memang jarang bertemu ia lagi, terakhir saat ramadhan tahun lalu di Pajawan. Saat saya bertanya materi Tata Bahasa Perancis, dia hanya cengengesan dan berkata "Sekarang justru kebalik, gue yang harus belajar bahasa perancis sama kalian? fufufufu..." Benar-benar orang yang memiliki gaya yang tersendiri.

jeudi 2 juin 2011

Juni Dengan Sejuta Mimpi

Memasuki bulan yang baru, tentunya itulah yang ditunggu-tunggu oleh para anak kostan seperti saya. Akan tetapi bulan juni kali menjadi sesuatu yang special, selain uang bulanan yang sudah membaik.

Hal yang membuatnya berbeda adalah UAS. Tidak terasa semester yang menjenuhkan 5-6 akan berakhir.. Dan saya harus berjuang penuh pada nilai-nilai saya, karena penjurusan sudah menanti saya. Tidak hanya UAS, ujian Delf B1 sendiri ada dibulan juni. Semoga pada bulan ini segala urusan yang berhubungan dengan akademik saya berjalan dengan baik. *Amieen ya Allah.

Berbicara non-akademik pastinya saya sendiri sedang mempersiapkan dan mengatur tujuan hidup. Di Juni kali ini..saya juga kembali harus menunjukan performa terbaik dalam acara La Fete de La Musique yang diadakan di CCF Bandung.

Puncak Klimaks yang sangat manis nantinya untuk saya. Yah semoga semua berjalan dengan semestinya.. Baik itu akademik maupun non-akademik. Semoga resolusi di Juni ini terwujud.

Untuk pagi yang sunyi dan semua orang yang selalu menopang saya berjalan. -liki

mercredi 1 juin 2011

Selamat Hari Pancasila (Kalau Saya Jadi Presiden)

Halo, para pembaca.. lama saya tidak memperbaruhi blog menjijikan ini, namun hal yang membuat saya kembali menulis bukan karena oknum partai yang sedang memberikan pembelaan melalui media blog. *saya juga masih di pulau jawa kok, tidak pergi ke Singapura. Fufufufufu...

Hari ini semua orang sibuk membicarakan dasar negara republik ini yaitu : Pancasila.
Ada yang berapi-api membicarakan dasar negara tersebut, ada yang masa bodo, ada yang menjadikannya sebagai alat memperkuat diri serta memperbaiki reputasi, dan masih banyak lagi.

Belum hilang dari ingatan saya, saat melihat televisi dan begitu diwawancarai "Apa arti pancasila untuk anda?" dia menjawabnya dengan intonasi yang lantang dan menggebu-gebu. *saya tidak perlu menjabarkannya, karena isinya hanya bualan. Lalu ketika ia kembali ditanya "Sila ke-2 apa bunyinya?" dia hanya menjawab "Erggghhh...anda ngetes saya...bla..bla.." *Yah...isinya mah udah 'berak'

Yah, memang sangat memprihatinkan.. Kalau saya diposisinya mungkin saya bilang saja "Sudah lupa tuh" kepalang malu, tapi yasudahlah..memang itu adanya. Memang kalau saya lihat banyak orang yang hanya bisa mengkritik tetapi tidak memberikan solusi. Seperti apa yang dikatakan oleh teman saya Reza "Kalo loe mau kritik, loe harus bisa memberi solusi dari kritik loe itu." saya rasa kejadian itu merupakan efek samping dari masyarakat yang hobbynya mengkritik.

Saya fikir Pancasila mulai bergeser maknanya... Nampaknya, setiap hari senin semua penduduk Indonesia harus ada yang namanya Upacara, tidak hanya anak sekolahan. Baik mahasiswa, pegawai negeri, pegawai swasta, sampai presiden dan aparatnya harus ikut upacara bendera. *minimal baca pancasila bareng-barenglah.. karena gak mungkin juga baca janji siswa.

Kalau saya gambarkan mungkin suasananya sama seperti puisi karya Babe Inang, Upacara Seenaknya. Walaupun seenaknya tetapi yah..sudahlah.. namanya juga upacara untuk melatih ingatan otak akan Pancasila, perihal mendalaminya untuk membangun negara yang makmur..bla..bla.. itu sih itu nomer belakang. Karena kalau menurut teman saya yang setengah waras, Andi Ibnu "Tak kenal maka tak sayang, kenal lebih jauh, lebih sayang"

Yah..gak perlu yang ribet, simpel namun berkesan.. Itulah Pancasila untuk saya.