vendredi 30 juillet 2010
BUSY
samedi 24 juillet 2010
Jatinangor
Mau dilihat dari sudut pandang manapun hasilnya tetap sama, Jatinangor desa yang menjelama menjadi kota, gue kasih case yang sederhana dari mulai makanan yang harganya hampir sama kayak kota besar seperti halnya Bandung, memang untuk harga kostan sih lebih terjangkau dibanding nge-Kost di Bandung.
Untuk sehari mahasiswa dengan postur tubuh seperti gue mungkin ngabisin uang sekitar 20 ribu bahkan lebih untuk makan, memang sih temen gue yang cewek-cewek mungkin bisa sampai lebih dari itu, tetapi ada juga malah yang dibawah 20 ribu, tau deh itu orang puasa tiap hari atau emang makan sampah! Untuk menemukan makanan sehat bergizi disini emang susah, kalaupun ada yah kocek yang loe keluarkanpun harus lebih. *mungkin itu alasan gue lebih suka tinggal di Jogja.
Gak cuma soal makanan, dari segi gaya hidup-pun banyak banget orang kota yang mendroktrin penduduk lokal yang menyebabkan nilai-nilai budaya lokal sini mulai menghilang, contohnya perempuan yang keluar malem-malem dengan baju yang ketat dan celana hot pants, *pemandangan yang agak aneh buat di Jatinangor, tapi kalo buat gue mungkin juga hiburan.:P
Yah, gak Cuma itu, kehidupan yang serba glamor dan kehidupan yang individualis, padahal orang sunda itu terkenal dengan sifat ramahnya, gak heran deh saat loe bilang “punten” pasti dibales dengan kata “manga”. Namun kayaknya, tradisi kayak gitu seperti acuh tak acuh aja buat orang Jatinangor sekarang. Pakar budaya dan tetua di Jatinangor aja bingung dengan fenomena ini. Lucunya anak-anak SMP aja udah legal aja buat ngerokok, astaga nagabonar! Matilah nilai-nilai budaya yang menjadi citra dari bangsa Indonesia.
Gue sebagai mahasiswa yang belajar ilmu kebudayaan, merasa angkat bicara soal hal ini. Walaupun itu semua butuh bantuan dan kerja sama dari semua pihak yang tinggal di Jatinangor.
*tulisan ini gue rasa timbul karena efek begadang ngerjain tugas, kantung mata yang membengakak karena kurang tidur, ditambah lagi adanya Bu Muchlis dikostan yang mengakibatkan gue ngerem aja di kamar.
Ibu Muchlis Datang
Ini dia fenomena yang gak bisa hilang dari ibu kostan nusa indah, pagi-pagi gue udah ngerasa aneh? Kok anak-anak pada rajin bangun pagi, terus gak ada yang muter lagu dengan volume yang kenceng, ternyata bangku keramat diseberang kamar gue sudah ada yang menduduki, yup..Ibu dan Bapak Muchlis.
Kalo dilihat dari gelagaknya kayaknya pengen nagih uang kost nih? Batas terakhir besok pula? Mampus gue, uang kostan juga baru dikirim lusa? Alasan apa lagi ini gue? Terlebih itu Ibu Muchlis kalo adu argument maunya menang sendiri?
Sialnya anak-anak yang nasibnya seperti gue udah pada cabut kemana tahu, rasanya gue seperti masuk kedalam jebakan BETMEN nih… Malahan nginepnya sampai hari senin? Lengkaplah sudah hari-hari yang menjenuhkan didalam belunggu pondok nusa indah.. Asssseeeemmmm bener!
dimanche 18 juillet 2010
Hari ini pertama-pun berlalu tanpa kendala yang berarti
Halo..para pembaca blog yang menjijikan ini, hari ini gue kembali lagi dengan rutinitas yang selalu adddddaaaa addddaaaa ajjaaaa sebagai anak kostan.
Audjour’hui, Tim Mabim 2010 mulai bekerja, dan gue fikir tadinya si Eza Djailani selaku ketua HIMAPER bakal ikutan ngawas, ternyata doi gak bisa datang, lalu 3 Wakil yang lainnya lagi asiknya Kujungan IMASPI ke Malang. Sekarang yang tersisa hanyalah gue? Asem nih, harusnya Danu dan Ibon selaku Wakil I dan II yang membawahi Departementnya yang bersangkutan sama MABIM, tapi apalah daya Pak Hazril bilang, “
Utungnya pula Oji Cs. Cukup koperatif dalam menjalani tugas, *singkatnya gue jadi gak perlu pantau mereka terus-terusan.:P
Walaupun MABA-nya hanya datang 31 dari 36 orang, tapi acara lumayan sukses untuk hari pertama Tim MABIM 2010 kerja. Felicitations pour vous mes amis!
Dan para wakil yang lain, cepatlah kalian balik ke Nangor, tobat gue disini…
Logikanya kok engga dipake?
Itu mungkin pas banget buat tetangga kostan gue si Walid.. padahal doi udah tamat jadi mahasiswa alias lulus, karena barang-barangnya ada dikamarnya Hadi *sebelah kamar gue dan Hadi-nya lagi pulang ke
“Aduh, punten yah Lik, lagi tidur yah?” Tanya si Walid.
“Oh, iye.. kenapa Lid?” Padahal gue lagi mimpi jalan bareng sama Laura Basuki itu.:P
“Gini Lik, gue boleh pinjem kunci kamar loe gak? “Minta si Walid.
“Ah? Buat apaan?” Gue masih antara sadar sama engga.
“Iya, gue mau pindahan nih tapi, barang-barang gue ada di kamarnya Hadi. Kata Hadi pinjem aja kunci loe, karena katanya sama..” Jelas si Walid.
“Lah, emang sama gitu? Gue engga tahu? Sok coba aja” Gue Heran..
Dan pas di coba engga bisa…
Dalam Hati gue, “Jelaslah enggak bisa… masa 2 pintu yang berbeda punya 1 kunci yang sama, terlebih lagi itu kunci kamar… gak amanlah kalo kayak begitu?” Ini orang aslinya Pinter tapi kok kadang-kadang suka ada aja kebodohannya.. Logikanya gak singkron nih.
Dan hasilnya tidur di Hari minggu gue terbangun karena hal ‘ Incompétent ‘ seperti itu.. malahan mata masih anyep??? Mau tidur lagi juga nanggung karena harus kontrol anak-anak yang mabim.
jeudi 15 juillet 2010
Our Destiny
we know it's mistake we made as kids.
but, Odessa... your wounds...They NEVER healed.
lundi 12 juillet 2010
Ambisius Emang Harus
Maaf kalo ada beberapa postingan yang rada cengeng, maklum gue belakangan ini gue agak berubah menjadi sosok pria melankolis, entah karena apa?
Semester pendek telah tiba, seperti yang loe udah pada tahu gue harus kembali mengulang beberapa mata kuliah yang nilainya kurang memuaskan, inilah Sastra Perancis. Memang terkesan sangat berat dibanding dengan Jurusan Sastra yang lain tapi, inilah yang membuat gue tertarik dengan bahasa yang sangat menggunakan logika ini.
Ah...gue jadi teringat omongan bonyok dari salah satu mantan gue *gaya biar kesannya banyak nih dab!
Jujur gue sempat minder lantaran perbedaan yang ada, 1 yang gue inget adalah saat bokapnya bilang, “Hah? Anak Band? Kuliah juga di Sastra Perancis.. Mau Jadi apa kamu?” kalo gue engga mandang dia itu orang tua mungkin udah gue keluarkan kata-kata yang mungkin bisa menohok dia punya jantung.
Tapi itulah, dari pihak keluarga pun banyak yang memandanganya dengan sebelah mata.. Kata-kata itu masih menempel jelas di kepala gue, disini gue akan buktikan bahwa apa yang gue pilih itu adalah hidup gue dan gue senang menjalaninya. Walaupun, ada pula jatoh bangun kayak sekarang, tapi gue yakin gue bisa buktiin ke mereka gue akan jadi orang yang BERHASIL.
Ambisius memang, tapi itulah kenyataan yang harus gue LAWAN dan BUKTIKAN!
Odessa ++
Jujur hati ini rapuh karena kepergian mu
Entah sampai kapan aku akan bertahan
Ribuan malam telah menjadi teman
Dimanakah aku sekarang?
Tertatih melangkah untuk mencari tepian hati
Jangan salahkan mereka,
Mereka hanya ingin yang terbaik untuk mu..
Dan wajarlah bila mereka begitu
Aku bukanlah seorang yang pantas untuk kau cintai
Benar apa kata mereka, “hidup itu tidak hanya perlu cinta”
Luka ini tak pantas bagi aku yang seperti ini
Cukup sudah apa yang kualami,
Biarkan kesunyian malam yang menemaniku tuk melepaskan mu dari dasar hati ku..
Odessa +
Rasa cinta itu timbul dan hilang seperti ruang hampa
Jangan tanya akan takdir tuhan
Biarkan ini terus berjalan
Barisan kata-kata mungkin terlalu romatis untuk kita
Karena berapa kali kita coba untuk mempertahankannya
Itu hanya membuat mereka terluka
Jam pasir turun seperti jalannya hidup
Apa bila ku ubah akankah kisah ini berubah?
Jika dulu kita tak pernah mengenal,
Pasti kita tidak mengenal apa itu Kasih Sayang.
Odessa
Kalau hari ini aku tidak bangun mungkin, aku mati
Kalau kemarin aku tidak terjatuh mungkin, aku tidak akan belajar
Dan kalau hari itu kita tidak bertemu mungkin, kita tidak pernah saling terluka
Aku tidak munafik jika aku ini masih merindukannya
Tapi akupun tidak bermimpi untuk mengerti apa yang ada dihatinya
Jangan... Jangan pernah tulisan ini mengubah cerita yang ada
Karena yang ku ingin hanya sebuah cerita yang indah
Bukan ketidakpastian, bukan angan-angan, dan bukan juga perbedaan
Aku tidak lebih dari sebuah titik yang ada pada lembaran kertas
Tebal.. Tipis.. atau malah rapuh dan sirna menjadi Debu.
Dari kamu aku belajar, untuk mengerti perasaan
Semoga apa yang terjadi ini, bisa kita lupakan
Dan kita hanya bisa berkata, “Lihat aja kedepannya seperti apa...”