mercredi 11 avril 2012

Lumpuh

Ketika saya memulai postingan ini saya yakin betul, bahwa saya sedang 'pincang' dalam melangkah. Ini bukan masalah pribadi yang saya tempa. Secara tidak langsung efek domino ini berlaku dalam kehidupan saya.

Ketika saya berlari untuk masa depan, langkah saya terjatuh oleh sebuah benturan dari sebuah kebijakan. Saya lelah, bahkan saya lebih memilih babak belur dan hacur daripada menangisi keadaan ini.

Sampai saat ini mungkin saya belum bisa jadi sesuatu untuk orang lain. Maafkan saya ayah dan ibu, bukan maksudku untuk mengecewakan kalian.

Semoga Tuhan memberikan jalan keluar yang terbaik untuk Hidup Saya ini...

"Ada kalanya laki-laki lebih memilih babak belur dan hancur daripada menangis dan menyerah pada keadaan ini."

4 commentaires:

  1. tapi ada kalanya menangis lebih baik dari pada hancur ditiup angin ;)

    RépondreSupprimer
  2. Tentunya dua hal itu bukanlah pilihan yang tepat, tetapi mungkin babak belur lebih tepat menggambarkan kondisi yang sedang saya alami.:D
    Terimakasih yah Ria.;)

    RépondreSupprimer
  3. Semua orang pasti babak belur kog, tinggal tunggu waktu dan tempat! Sembuh atau tidak, bukan tergantung seberapa dalam lukanya, tp seberapa intesif kita obati.
    semangat :D

    RépondreSupprimer
  4. Betul, saya sangat setuju karena hidup bukan sekedar Imaji. Dan untuk sekarang kamu sendiri, mungkin sedikit mengerti permasalahan Labirin ini. Namun hal tersebut menunjukan arah dari persepsi saya, karena saya percaya Takdir itu bisa dirubah.

    RépondreSupprimer