vendredi 18 février 2011

Jangan Bilang itu Pacar Aku!

Belum lupa dari benak saya dengan pengalaman konyol ini, saat itu saya kebetulan bertemu dengan saudara jauh yang memang jauh silsilahnya namun, kata orang tua 'Judulnya' tetap saudara.

Saat itu hari Jum'at malam atau lebih tepatnya suasana akhir pekan, kebetulan saya ingin membetulkan barang elektronik saya yang masih ada garansi ke storenya disebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.

Sebenarnya saya agak segan untuk pergi ke sana sendirian terlebih, saat itu memang malam yang tepat untuk para anak muda menghabiskan waktu dengan menghambur-hamburkan uang demi sebuah pertunjukan di ruang gelap dan ber-AC.

Dan begitu sampai disana tepat seperti apa yang saya bayangkan. Banyak sekali orang Jakarta menghabiskan akhir pekan disini, untuk mencari parkir pun bagaikan mencari mutiara di lautan yang sangat dalam.

Setelah menemukan tempat parkir saya langsung menuju lobby utama dan langsung menuju lantai paling atas. Sembari menunggu proses pengecekan unit saya iseng berkeliling toko, dan tiba-tiba saya bertemu dengan Sheila yang nampaknya sedang kencan dengan pacarnya, yang sampai sekarang saya lupa namanya siapa.

Dia langsung menegur saya yang sedang sibuk melihat-lihat aksesori 'gadget'. "Eh, Kak Liki! Lagi ngapain kak disini?" sejenak saya lupa-lupa ingat dengan nama dan wajah saudara jauh saya itu "Eeeggh..engga ini lagi service aja kok!" Padahal didalam otak saya, saya sedang berusaha berfikir "Waduh, siapa nih orang. Gue pernah kenal emang sih, tapi lupa namanya."

"Sekarang di Unpad yah? Wih, doain yah aku keterima disana, mau masuk Hukum." tandasnya dengan gaya bicara anak SMA zaman sekarang. "Waktu itu aku liat Kak Liki manggung loh, di Kemang."
"Oia? Makasih yah.." Jawab saya yang masih menerka-nerka siapa namanya.
"Oia, kenalin nih cowok Sheila!" sambil menarik cowok disebelahnya. Dan kembali dalam otak saya yang berteriak. "Gotcha! her name is Sheila!"
Kembali ke obrolan tadi, akhirnya cowok itu memperkenalkan dirinya yang tinggi putih sepertinya memiliki bakat menjadi pria metroseksual.

Dilihat dari kostum mereka yang masih menggunakan bawahan sekolah nampaknya dua orang ini belum pulang ke rumah, hanya atasannya mereka saja yang menggunakan kaos dan Sheila melengkapinya dengan cardigan yang kalau saya perhatikan, mengingatkan saya kepada nenek saya.

"Eh, Gaya yah mahasiswa mainnya ke sini." Goda Sheila sambil memasang wajah meledek.
"Yah, kan belinya disini juga, masa servicenya di Glodok. Hehehehe.." Jujur saya sendiri meresa 'garing' dengan lelucon tadi dan saya juga memperhatikan wajah cowoknya yang sedikit 'bete' dengan obrolan saya.

Tiba-tiba sales yang melayani saya memanggil saya "Mas Liki, ini unitnya sudah selesai di Restore." dalam hati "Thanks God, sudah membebaskan saya dari obrolan hambar dengan dua anak ini." Saya langsung memotong pembicaraan, "Oh..sorry ye gue ke sana dulu."
"Oh..oke!" Jawab mereka berdua.

Ketika saya sedang mengobrol masalah-masalah dari unit saya, entah mengapa tiba-tiba mereka langsung ada disisi saya dan sales. Dan kebetulan saat itu sales tersebut berkata, "Yah, lumayanlah mas dari pada beli baru? Biayanya cuma 70 aja!"
Dengan senyum hambar saya hanya menjawab "Yah, nanti deh saya coba rundingin dulu sama orang tua."
Tiba-tiba ada suara seorang pria yang dengan entengnya berkata, "70 ini kak? Masa anak kuliahan 70 aja gak ada?"

Saya, Sales, dan beberapa orang didekat saya langsung menoleh ke sumber suara, ternyata itu suara cowoknya Sheila yang wajahnya agak mirip personil SM*SH. Memang sangat tidak sopan menurut saya, terlebih saya juga baru kenal dengannya.

Saat itu si sales langsung berkata, "Maaf mas, itu tujuh puluh dolar, bukan tujuh puluh ribu." seketika muka Sheila memerah dan mencubit pinggang pacarnya. "Sok tau deh kamu!"
Sedangkan pacaranya hanya senyum-senyum gak jelas.

Sheila yang mungkin malu langsung pamit duluan dengan pacarnya. Berapa orang yang mendengarkan hal itu terlihat tersenyum kecil, begitu pula si sales. Sambil tersenyum si sales berkata "Itu siapa mas? Adiknya?"
"Itu..Oh..adik sepupu, tapi yang ceweknya!"
"Kalo yang tadi itu cowoknya?" tanya si sales kepada saya dengan rasa penasaran.
"Wah, tadi sih bilangnya gitu." Jawab saya yang tidak lama setelah itu kembali langsung bergegas pulang.

Esok harinya saya melihat status Twitter Sheila yang menyatakan rasa malu yang luar bisa. Saya mereplynya "hahahaha koplak tuh cowok loe!" lalu Sheila membalasnya "udah engga kok kak, kita udah putus!" Waduh, sampe sebegitunya fikir saya, untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan saya menyudahi saja obrolan di timeline Twitter tersebut.

Dan terakhir Sheila hanya mention saya "Jangan pernah bilang itu cowok aku yah kak!" saya hanya membalas "hahaha..seep!"

Terlepas dari masalah itu, mungkin juga ada berapa alasan mengapa kisah asmara mereka kandas tetapi kalau memang putusnya hubungan mereka karena hal itu mungkin itu merupakan kejadian yang konyol. Untuk Sheila, saya benar-benar minta maaf, setidaknya saya, sales dan beberapa orang di toko tersebut sudah tahu kalo dia adalah pacar kamu.

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire